Terumbu karang di Indonesia
A.
Potensi dan Ancaman terumbu karang
Terumbu karang memiliki
berbagai peranan yang sangat penting dalam tatanan lingkungan kawasan pesisir
dan lautan. Dari segi biologi Terumbu karang berfungsi sebagai gudang makanan
yang produktif untuk perikanan, tempat memijah, bertelur dan mencari
makanan. Secara fisik terumbu karang
berfungsi sebagai pemecah ombak dan melindungi pantai dari sapuan badai. Dan
sebagai pengembangan wilayah bahari. Terumbu karang memiliki produktivitas dan
keanekaragaman yang tinggi.
Diperkirakan luas terumbu
karang yang ada di perairan indonesia lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas
dari perairan kawasan barat sampai ke perairan kawasan timur indonesia. Dari
700 jenis karang yang terdapat di dunia, 400 jenis diantaranya terdapat di
perairan indonesia. Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi
terumbu karang indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50%. Terumbu karang
dibagian barat Indonesia menghadapi ancaman terbesar. Hal tersebut berhubungan
dengan tingkat pembangunan yang tinggi dan populasi penduduk yang padat di
daerah tersebut.
Rehabilitasi terumbu karang
merupakan suatu usaha untuk mengembalikan fungsi dari terumbu karang yang telah
mengalami kerusakan. Upaya pelestarian dan pemulihan terumbu karang melalui
pembuatan terumbu buatan dari berbagai bahan seperti rangka beton, ban bekas,
dan becak bekas. Dari beton tingkat pertumbuhannya relatif lambat, ban bekas
tidak lagi dijadikan bahan pembuatan terumbu buatan karena dalam jangka
panjangnya akan mencemari lingkungan.salah satu alternatif bahan untuk terumbu
buatan adalah dari batu kapur.
Terumbu buatan memiliki fungsi yaitu:
1. Menyiapkan habitat baru yang permanen bagi biota karang
yang masih muda
2. Melindungi area pemijahan dan menyediakan area asuhan
3. Meningkatkan produktifitas alami dan menjaga keseimbangan
siklus rantai makanan.
B. Kerusakan
Ekosistem Terumbu Karang
Indonesia adalah salah satu negara dengan
status terumbu karang yang paling terancam.
Karang adalah bentukan hewan kecil yang hidup
dalam semacam cawan yang terbentuk dari kalsium karonat yang biasa disebut
polip karang. Hewan karang bersimbiosis denan alga bersel satu yang disebut zooxanthellae.
Zooxanthellae merupakan jenis alga dinoflagelata berwarna coklat dan kuning,
yang dinyatakan sebagai symbiodinium microadriaticum.
Fungsi terumbu karang seagai pelindung
ekosistem pantai, di antaranya adalah akan menahan dan memecah energi gelombang
sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan disekitarnya; rumah bagi
banyak jenis makhluk hidup dilaut; banyak hewan dan tanaman yang berkumpul
disini untuk mencari makan, memijah dan membesarkan anaknya dan berlindung.
Terumbu karang merupakan ekosistem yang
kompleks, khas dan unik yang ditandai oleh tngginya keanekaragaman jenis biota
penghuninya. Eksploitasi pada suatu jenis biota dapat mengakibatkn perubahan
populasi biota lainnya. Penyebab utama kerusakan ekosistem terumbu karang
secara garis besar disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia.
1.
Faktor alam
Kerusakan secara alami
disebabkan oleh perubahan suhu air laut, topan, perubahan iklim global, gempa
bumi, letusan gunung berapi, pemangsaan, dan penyakit. Contohnya akibat
kejadian el nino dapat menjadi enyebab timbulnya bleaching, yaitu menjadi putih
karang batu akibat kehilangan zooxantellae yang akhirnya mengakibatkan kematian
karang batu.
Perubahan iklim dunia
mempunyai 6 dampak utama bagi terumbu karang, yaitu sebagai berikut.
a.
Naiknya Permukaan Laut
Terumbu karang yang tidak bermasalah kebanyakan mampu
bertahan dengan naiknya permukaan laut. Akan tetapi karang yang telah melemah
karena meningkatnya suhu atau faktor lain tidak dapat tumbuh dan membangun
kerangka tulang mereka secara normal.
b.
Kenaikan Suhu
Naiknya suhu permukaan laut
mmpengaruhi kepekaan zooxanthellae, misalnya sinar yang diperluhkan untuk
fotosintesis justru merusak sel-selnya. Terumbu karang justru rapuh terhadap
kenaikan radiasi sinar UV karena menipisnya lapisan ozon.
c.
Berkurangnya tingkat pengapuran
Emisi global dari gas rumah
kaca meningkatkan konsentrasi karbondioksida diatmosfir dan dilautan ke level
yang dapat mengurangi kemampuan terumbu karang untuk tumbuh dengan proses
pengapuran normal.
d.
Perubahan pola sirkulasi lautan
Perubahan pola sirkulasi
lautan dalam skala besar berkembang, hal ini dapat mengubah distribusi dan
transportasi larva karang.
e.
Pertambahan frekuensi kejadian cuaca yang merusak
Meningkatnya badai dapat
mengakibatkan peningkatan kerusakan tidak hanya pada terumbu karang, tetapi
juga komunitas pesisir.
f.
Pemangsaan
Ada dua taksa predator yang
mampu merusak koloni karang dan memodifikasi struktur terumbu. Pertama, bintang
laut yang memakan koloni karang dan menyebabkan kerusakan pada terumbu karang.
Kedua, ikan ikan pemangsa
yang secara aktif memakan koloni-koloni karang, seperti ikan-ikan pemangsa yang
secara aktif memakan koloni-koloni karang, seperti ikan buntal, ikan kuli
pasir, ikan pakol dan ikan kepe kepe.
2.
Faktor Manusia
Kerusakan terumbu karang
oleh berbagai kegiatan anusia secara langsung maupun secara tidak langsung yang
paling banyak antara lain: Kegiatan perikanan; Usaha penangkapan ikan hias,
ikan konsumsi, kerang-kerang dan udang-udangan dengan menggunakan bahan
peledak, bahan kimia beracun, arus listrik, alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan seperti muroami, penangkapan yang berlebihan, pemanenan yang tidak
teratur.
a.
Pembangunan Di Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir yang tidak dikelola dengan baik dapat
mengancam keselamatan terumbu karang akibat sedimentasi dan pencemaran perairan
laut.
Pembangunan limbah industri dan rumah tangga meningkatkan
tingkat nutrisi dan racun dilingkungan terumbu karang. Pembuangan limbah tak
diolah langsung ke laut menambah nutrisi dan pertumbuhan alga yang berlebihan.
b.
Pencemaran Pada Laut
Aktivitas
di laut yang mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari pelabuhan,
tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal
dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal.
c.
Sedimentasi dan pencemaran dari darat
Penebangan hutan, perubahan tata guna lahan dan praktik
pertanian yang buruk, semuanya menyebabkan peningktan sedimentasi dan masuknya
unsur hara ke daerah tangkapan air. Sedimen dalam kolom air dapat sngat
mempengaruhi pertumbuhan karang atau bahakan menyebabkan kematian karang.
d.
Penangkapan ikan secara berlebihan
Penangkapan ikan secara berlebihan memberikan dampak
perubahan pada ukuran tingkat kelimpahan dan komposisi jenis ikan. Penangkapan
besar besaran akan menyebabkan terumbu karang menjadi rapuh terhadap gangguan
dari alam maupun gangguan dari kegiatan manusia. Tanpa ikan ikan dan hewwan
hewan avertebrata laut, aka populasi karang akan digantikan oleh populasi alga
yang mencegah penempelan dan pertumbuhan larva karang pada substrat
Kegiatan perikanan yang merusak, seperti memakai alat
peledak dan penggunaan jaring insang atau pukt dapat membuat kerusakan fisik
yang ekstensif bagi terumbu karang dan mengakibatkan tingginya presentase
kematian ikan yang belum dewasa. Penggunaan sianida dan racun lain untuk
menngkap ikan aquarium akan berdampak negatif.
e.
Pemutihan karang
Perubahan
iklim global juga menyebabkan ancaman yang signifikan terhadap terumbu karang
di asia tenggara. Peningkatan suhu permukaan laut telah menyebabkan pemutihan
karang yang lebih parah dan lebih sering. El nino tahun 1997-1998 telah memicu
peristiwa pemutihan karang yang terbesar sepanjang sejarah. Diperkirakan 18%
terumbu karang kawasan asia tenggara telah rusak atau hancur.
C.
Faktor Pembatas Terumbu Karang
semua organisme hidup mengalami tumbuh dan
berkembang. Tumbuh bagi karang kurang lebih dapat diartikan sebagai perubahan
massa per satuan waktu perubahan volume persatuan waktu, perubahan area
permukaan persatuan waktu. Semua perubahan itu bersifat tidak kembali
(irreversible).
Terumbu karang saat ini menghadapi
serangkaian ancaman kombinasi dari eksploitasi yang berlebihan, polusi dan
khususnya perubahan iklim dunia.
Peningkatan frekuensi pemutihan dapat memaksa
karang untuk beradptasi. Adaptasi dapat timbul dalam 2 cara. Pertama, karang
berubah secara fisiologis menjadi lebih toleran terhadap suhu tinggi. Kedua,
kemungkinan terjadinya kematian populasi atau jenis karang dan zooxantellae
yang tidak mampu mengatasi suhu yang lebh tinggi dan jenisnya yang kurang
toleran ini akan menghilang.
Faktor faktor pembatas bagi kehidupan,
distribusi dan stabilitas ekosistem terumbu karang adalah cahaya matahari, suhu
perairan, salinitas, kecerahan/kejernihan, keadaan arus, endapan, dan substrat
perairan.
1.
Cahaya
Cahaya adalah salah satu
faktor paling penting yang membatasi pertumbuhan terumbu karang. Tanpa cahya
yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang, dan kemampuan karang untuk
menghasilkan kalsium karbonat yang membentuk terumbu karang kan brkuarang.
Kemampuan intensitas cahaya
dipengaruhi oleh kedalamn. Terumbu karang dapat berkembang dengan baik pada
kedlaman perairan kurang dari 25 meter, hal ini berkaitan dengan penetrasi
cahaya matahari kedalam perairan. Terumbu karang tidak dapat berkembang
diperairan yang lebih dari dalam dari 50 meter.
Distribusi vertikal terumbu
karang dibatasi oleh kedalaman efektif sinar matahari yang masuk ke dalam
prairan. Dalam proses kehidupannya, terumbu karang ini bersimbiosis dengan
mikro alga (zooxantellae) yang dalam hidupnya mutlak memerluhkan cahaya sebagai
energi utama pembentuk zat hijau daun.
2.
Suhu
Penyebaran geografis terumbu
karang dipengaruhi oleh suhu dan hamoir semuanya hanya ditemukan pada perairan
yang dibatasi oleh suhu permukaan yang isoterm 20oC. Pertumbuhan
yang optimal bagi terumbu karang suhu perairan rata-rata suhu tahunan berkisar
antara 23-25oC. Dan suhu maksimum yang dapat ditoleransi oleh
terumbu karang 36-40oC.
Naiknya suhu permukaan laut
mempengaruhi kepekaan zooxanthellae, contohnya sinar yang diperluhkan untuk
fotosintesis malah merusak sel-selnya.
3.
Salinitas
Terumbu karang dapat
bertahan hidup pada salinitas laut normal, yaitu salinitas 32-35 ppm. Batas
toleransi terumbu karang terhadap salinitas berkisar antara 27-42 ppm. Kisaran
salinitas tersebut merupakan salinitas optimal untuk kehidupan terumbu karang,
sehingga kemampuan karang untuk menghasilkan kalsium karbonat dan membentuk
terumbu akan meningkat.
4.
Kecerahan
Untuk hidup dan berkembang,
terumbu karang memerluhkan air laut yang bersih dan jernih. Apabila terjadi
kekeruhan pada air laut akan mempengaruhi penetrasi cahaya matahari sehingga
laju pertumbuhan dan produksi terumbu karang akan terhenti.
Kebanyakan terumbu karang
tidak dapat bertahan dengan adanya endapan yang berat, karena dapat menutupi
dan menyumbat struktur terumbu karan. Endapan didalam air laut juga berpengaruh
negatif terhadap penetrasi cahaya yang dibutuhkn oleh zooxanthellae untuk
fotosintesis.
5.
Pergerakan Air (Arus/Gelombang)
Koloni karang dengan
struktur kerangka-kerangka yang padat dan masif tidak aan rusak oleh gelombang,
tetapi justru dengan adanya arus/ gelombang laut tersebut akan memberikan
sumber air segar yan mengandung oksigen dalam air laut, dan sekaligus dapat
menghilangkan endapan-endapan yang menutup permukaan koloni karang. Arus atau
gelombang akan mempercepat pertumbuhan terumbu karang, karena akan memperkaya
perairan berupa penyediaan oksigen dan sumber hara yang diperluhkan terumbu
karang.
6.
Substrat dasar perairan
Substrat yang keras diperluhkan
untuk melekat larva karang atau planula yang akan tumbuh menjadi krang dewasa
yang membentuk komunitas yang kokoh. Dasar perairan yang mengandung batu-batuan
yang keras dipakai sebagai substrat awal dalam pembentukan koloni baru dengan
didukung oleh faktor-faktor lingkungan ain yang menunjang.
D. Usaha Pemulihan
Ekosistem Terumbu Karang
Kemampuan pemulihan terumbu karang adalah
kemampuan dari suatu koloni individual atau suatu sistem terumbu karang untuk
mempertahankan diri dari dampak lingkungan serta menjaga kemampuan untuk
pemulihan dan berkembang.
Pemulihan merupakan suatu usaha untuk
mengembalikan fungsi semula dari terumbu karang yang telah mengalam kerusakan.
Prinsip dari pemulihan trumbu karang adalah menyambung rantai ekosistem yang
hilang akibat kerusakan terumbu karang. Rantai tersebut dapat berupa substrat
atau biota.
Terumbu buatan adalah struktur atau kerangka
yang dipasang didalam laut sebagai tempat berlindung dan habitat bagi organisme
laut. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam rekayasa terumbu buatan adalah
pemilihan bahan, penentuan disain, konstruksi dan konfigurasi, pemilihan lokasi
dan teknk pemasangan diperairan. Penggunaan bahan semen beton lebih disarankan
dengan pertimbangan bahwa selain tahan lama, kedudukan dalam air selalu stabil
dan lebih cepat menarik organisme sehingga lebih cepat membentik struktur
ekosistem eperti ekosistem terumbu karang.
Terumbu buatan sebagai suatu struktur yang
dibangun untuk menyediakan lingkungan, habitat, sumber makanan, tempat memijah
dan asuhan, serta pelindungan pantai sebagaimana halnya terumbu karang alami
yang memiliki 4 fungsi, yaitu: mengumpulkan organisme laut untuk meningkatkan
efisiensi enangkapan, melindungi da menyediakan area asuhan, meningkatkan
produktifitas alami dengan menyediakan habitat baru yang permanen bagi biota
penempel dan menjaga keseimbangan siklus rantai makanan, serta menyiapkan
habitat dan simulasi karang alami untuk spesies tertentu.
Adapun kegiatan terumbu buatan tersebut
meliputi penenggelaman kapal bekas dan bangunan pengeborn minyak lepas patai.
Meskipun kegiatan ini belum jelas untuk digunakan sebagai daerah yang cocok
untuk perkembangbiakan atau hanya meningkatkan populasikepadatan lokal melalui
migrasi dari daerah lain.
0 komentar:
Posting Komentar